blog-img
22/09/2022

Berawal Dari Karyawan Biasa Hingga Menjadi CEO Starbucks : Kisah Howard Schultz

Rosa Linda Jati | Motivasi

Hallo Kawan Haswara, siapa sih yang tidak kenal dengan Starbucks? Perusahaan kopi asal Amerika yang namanya telah mendunia. Starbucks adalah salah satu coffee shop yang memiliki jaringan bisnis terbesar di dunia. Saat ini, sudah ada lebih dari 500 outlet Starbucks yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini menjadikan Starbucks sebagai salah satu bisnis coffee shop yang paling digemari masyarakat Indonesia. Tentunya perubahan tersebut tidak terjadi dengan singkat dan mudah.

Starbucks merupakan kedai kopi kecil yang didirikan oleh Jerry Baldwin, Zev Siegl dan Gordon Bowker. Di tahun 1992, Howard Schultz membeli seluruh saham Starbucks dan menjadi CEO dari Starbucks Corporation. Howard Schultz mengaku tidak pernah bermimpi menjadi pemain dalam industri kopi global. Hingga bisa terjun ke bisnis industri kopi tersebut. Hidup Howard ditulis dalam bukunya berjudul 'Pour Your Heart Into It'. Di buku tersebut ia mengaku dilahirkan dari keluarga yang tidak berkecukupan.  

Ayah dan Ibu Howard merupakan buruh perusahaan di New york City. Ayah Howard, Fred bekerja sebagai supir truk dan ibunya sebagai resepsionis perusahaan. Howard kecil sangat berprestasi dalam olahraga basket dan bola. Prestasi inilah yang membawanya mendapat beasiswa Northern Michigan University tahun 1970. Setelah lulus kuliah, Howard akhirnya bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Ia bekerja di perusahaan mesin fotokopi, Xerox. Kemudian, ia pindah ke perusahaan penjual peralatan rumah tangga termasuk pembuat kopi, Hammarplast. Di Hammarplast, ia bekerja hingga menjadi manajer penjualan. Saat bekerja di Hammarplast, Howard Schultz melihat kedai kopi di sekitar tempatnya bekerja.  

Ia tertarik dengan kedai yang dinamakan Starbucks itu untuk menjalankan bisnis mesin pembuat kopi. Kecintaan terhadap kopi yang membuatnya memutuskan untuk keluar dari perusahaan dan bergabung ke Starbucks. Walaupun, pada saat itu, gaji Howard dipotong hingga 50 persen. Namun, dia tidak masalah. Ia kemudian menemui pemilik kedai tersebut untuk meminta bergabung menjadi direktur pemasaran Starbucks. Dia diminta memasarkan produk Starbucks hingga Italia. Di sana Howard melihat kedai kopi begitu lekat dengan publik dan tidak hanya menjual kopi hitam saja tetapi juga menjual produk kopi olahan seperti Capuccinno dan Latte. Howard pun meminta Starbucks dirubah seperti kedai kopi Italia. Namun, idenya ditolak oleh para pemilik. Akhirnya dia pun keluar dari Starbucks.  

Howard kemudian memutuskan membuat kedai kopi sendiri di Milan dengan nama 'Il Giornale'. Saat mendirikan kedai kopi, Howard tidak memiliki uang untuk memulai bisnisnya, apalagi istrinya tengah hamil. Dia pun meminjam kepada seorang doktor yang mau berinvestasi senilai USD 100.000 karena tertarik dengan pertaruhan dan keberanian Howard. Inilah yang menjadi titik balik kehidupan Howard. Dalam dua tahun menjalankan usahanya, kini ia berhasil mengambil alih Starbucks dari tangan pemiliknya, Gerald Baldwin dan Gordon Bowker.  

Howard bercerita, setelah mencapai puncaknya, dia malah bingung dengan hidupnya saat itu. "Saya gelisah. Mungkin itu menjadi kelemahan dalam diri saya, saya selalu bertanya-tanya apa yang akan saya lakukan selanjutnya," ujarnya. Kata-kata itulah yang membangkitkan mimpi Howard dan membeli kedai kopi, Starbucks dari pemiliknya. 

Pada tanggal 1 november 2013, Ia mengundurkan diri sebagai CEO Starbucks dan digantikan oleh David Viniar. Saat ini total kekayaan Howard Schultz senilai 3.1 milyar dollar atau sekitar 41,3 triliun rupiah yang sebagian besar ia dapatkan dari kepemilikan jaringan kedai kopi Starbucks.  

Nah, semoga Kawan Haswara bisa mencontoh kesuksesan Howard Schultz yaa! jangan lupa untuk follow Instagram Haswara.Official karena banyak informasi lainnya mengenai lowongan pekerjaan yang terbaru.

Bagikan Ke:

i

ilda
22 Sep 2022 08:37

wah terimakasih info nya kak


Populer